Sejak meluncurkan buku pertamanya, L.S.D.L.F (Lontong Sayur dalam Lembaran Fashion) saya sudah memutuskan untuk ngefans dengan lelaki bernama lengkap Syahmedi Dean ini karena tulisannya beda sama yang lain, disamping sosoknya juga baik banget dan menyenangkan. Ciri khas tulisannya menurut saya lugas tapi lembut disaat yang bersamaan. Kadang nyinyir tapi bijaksana disaat yang bersamaan pula. Juga bisa membuat imajinasi saya sebagai pembaca melanglang buana kemana-mana, seolah saya beneran bagian dari tokoh-tokoh yang diceritainnya. Ga cuma itu aja, lewat bukunya, Bang Dean juga ngasih banyak wawasan baru terutama dunia fashion dengan nyeritain gimana suasana kerja di lifestyle magazine, seperti apa kerjaannya, nyeritain barang-barang branded, kaya gimana yang namanya fashion week, hal-hal yang sama sekali ga pernah saya alamin dan sedikit banyak jadi punya gambaran seru seputar dunia fashion.
Masih tergambar dengan jelas gimana Bang Dean memainkan emosi melalui tokoh Alif, Raisa Didi, Nisa dan Saidah-nya. Saking penasaran sama endingnya, saya sering banget mimpiin Alif, Raisa dan Saidah versi saya tentunya hihihi. Jadi setiap Bang Dean meluncurkan buku barunya, saya ga mau ketinggalan sedikitpun. Buku keduanya; Jakarta-Paris via French Kiss, dan buku ketiganya ; Pengantin Gypsy dan Penipu Cinta sukses bikin penasaran setengah mati. Semua rasa penasaran itu dijawab dalam buku keempatnya, A.M.S.A.T (Apa Maksud Setuang Air Teh) sekaligus penutup untuk tetralogi yang menurut saya fenomenal, dengan ending yang sama sekali ga tertebak. Super canggih!!!! 🙂
Sama halnya dengan buku barunya yang baru rilis, Surga Retak dengan tokohnya, Anjani Suri.
Saya takjub karena buku ini sama sekali berbeda dengan keempat bukunya terdahulu. Tetap ada unsur fashionnya, tapi yang mendominasi kali ini adalah cerita tentang tempat dimana masa kecil sampai remajanya dihabiskan, Deli Serdang. Bikin saya mikir waktu kecil kok saya ga seseru itu ya? 🙂 dan bukan Bang Dean namanya kalo ga jago ‘mengecoh’ imajinasi dan mencampur aduk perasaan. Lewat tokoh-tokohnya: Suri, Fatma, Nek Gintuk, Murad, Wilson, Edward, keseruan membaca buku ini ga pernah berhenti dari awal sampe akhir, dan bikin ekspresi muka ga pernah sama saat baca tiap halamannya. Mengernyitkan dahi, membelalakkan mata, merinding, haru, sedih, tegang, gemes, kesel, harap-harap cemas, dan senyum-senyum sendiri. Dengan content yang lebih beragam, ada sejarahnya, mistisnya, politik-politikan, digabung sama nilai hidup, kemurnian cinta, dendam, pengkhianatan dan kesetiaan semua ditulis bagaikan rangkaian puzzle yang bikin penasaran.
Setiap kali baca halaman terakhir dari buku-bukunya Bang Dean, saya selalu reflex bilang : ”Aaaaaaaaaaaaaa tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkk!!!” 🙂 kemudian senyum-senyum sendiri sambil geleng-geleng kepala. Lagi-lagi sukses bikin ending cerita yang unpredictable ! Bisa banget sih bikin gemes yang baca sekaligus seneng, lagi-lagi disaat yang bersaman hehhe..
Novel yang sangat direkomendasikan tentunya, dan mulai sekarang saya mau racunin temen-temen saya buat baca juga 🙂 Bravo Bang Dean ! You’re roooooock !!!
Mauuuu lah minjem bukunya. Boleh gaaakkk ^^
Boleee dongssss