Secara fitrahnya, ada dua kata yang tercipta dari ekspektasi manusia (sebagai mahluk yang hobinya berekspektasi), yaitu: selalu dan selamanya.
Dua kata yang berlawanan dengan realitanya. Karena realitanya: “Everything is temporary”
Kita tau ada kata ‘selalu’ dan ‘selamanya’ tapi kita juga tau kalo ‘selalu’ dan ‘selamanya’ itu ga ada. Tanpa kita sadari, saat mengucap kata ‘selalu’, dan ‘selamanya’ ada ekspektasi yang tersembunyi disana. Sehingga ketika harapan tidak sesuai dengan kenyataan, si kecewa lah yang jadi hasilnya.
Mungkin yang menciptakan kata ‘selalu’ dan ‘selamanya’ cuma mau cari temen aja, biar ga ngerasa kecewa sendirian. Padahal dia pasti tau kalo dua kata itu hanya kesenangan sesaat.
Jadi belajarlah perlahan merubah mindset bahwa segala sesuatunya itu bisa jadi ‘tidak selalu’ dan ‘tidak ada yang selamanya.’
EDS. Jero ginih!
Biar kaya yg betulll